Senin, 02 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 4

   BAB II AWAL PETUALANGAN

  "Aku takut yang sebenarnya mereka incar adalah kita." kata Bayzs sambil raut muka yang ketakutan.
     Aku terdiam ku lihat kedua tanganku yang kotor dan berfikir. Aku berusaha untuk memikirkan tujuan kami tapi yang ada dipikiranku hanyalah kakek nenek dan kejadian yang aku alami dihutan tadi. Tiba tiba terlintas dipikiranku untuk pergi dan kehutan terlarang itu lagi dan bersembunyi disana.
    "Jika mereka memang mencari kita sebaiknya kita bersembunyi di hutan terlarang itu, dengan begitu mereka tidak mungkin menangkap kita karena mereka pasti takut untuk memasuki hutan itu.
    "Apa kau gila?!" kata Valzs sambil memegang dadanya. "Mungkin itu ide yang baik untuk saat ini, dan kita memang butuh tempat bersembunyi dan tempat kita bisa mempersiapkan diri." kata Bayzs. Kodilzs memegang bahu Bayzs dan bertanya "mempersiapkan diri untuk apa?". "Untuk membela diri bila para orang orang itu memang mengincar dan ingin membunuh kita."
     Kami bergegas kembali ke hutan terlarang itu. "Entah kenapa kedua tanganku gemeteran, mengapa hari yang penting dihidupku ini menjadi hari yang paling aku benci dihidupku ini? Apa sebenarnya yang terjadi? Aku masih penasaran dengan perkataan orang misterius yang aku temui di hutan itu, apa dia teman atau musuhku?" kataku dalam hati.
    Tak terasa olehku sudah malam. Kami bergegas untuk memasuki hutan itu. Ku lihat semua temanku ketakutan sama halnya denganku tapi ku yakin ada sesuatu dibalik ini semua. Langkah kami mulai melambat karena lelah. Dengan penuh ketakutan kami memasuki hutan terlarang. Begitu kami masuk angin sejuk menghembus ke arah kami, angin itu seperti memberi kami kekuatan untuk melanjutkan pencarian tempat untuk bertahan.
     "Aku rasa tempat itu cocok untuk dijadikan tempat kita menginap malam ini" kata Kodilzs sambil menunjuk sebuah pohon tepat disamping pohon aneh yang kutemui tadi siang. Kami memutuskan untuk bermalam di pohon itu. Aku merasa aneh karena dipohon tersebut berlubang besar seolah olah ada yang sudah menyediakannya untuk kami.
    Karena lelah aku dan semuanya tidak memikirkan hal itu dan bergegas tidur. Rasanya nyaman sekali tidur di dalam pohon ini padahal hari sudah gelap tapi aku tidak merasakan adanya rasa dingin. Dengan sekejap teman temanku tertidur dengan nyenyak, hanya aku saja yang tidak bisa tidur. Aku membangunkan diriku dan mencari udara segar diluar pohon.
     Udaranya sangat segar jauh lebih segar dari sebelum kami masuk. Aku masih penasaran dengan pohon aneh itu jadi kuputuskan untuk mendekati pohon aneh itu lagi. Baru saja selangkah ku pijakkan kakiku, hembusan angin menghampiriku. Rasanya itu sangatlah dingin sampai sampai tanganku gemeteran. Namun dalam sekejap rasa dingin itu berganti hangat.
    "Apa ini mengapa hutan ini sangat aneh" kataku sambil melihat keatas. Saat aku akan melangkahkan kakiku terdengar suara suara aneh di arah belakang pohon aneh itu. "heee... heee." seperti suara nafas seseorang tetapi dari suaranya ku rasa yang bernafas ini mempunyai tubuh kan besar. Karena aku sangat penasaran aku menghampiri suara itu dengan sangat pelan pelan.
    "Haloo ada orang disana?". Tak ada jawaban. Aku dekati suara itu tapi tak terlihat apa apa karena sangat gelap, yang kulihat hanyalah warna hitam. "Apakah ada seseorang disini selain kami?" tetap tak ada jawaban. Dengan penuh ketakutan aku masuk kedalam hutan ini untuk menghampiri suara itu. Langkah demi langkah aku melangkah suara itu semakin jauh seolah olah suara itu ingin memberi tahuku sesuatu.
    "Hei kau ingin membawaku kemana? kita sudah jauh dari yang lainnya, apa yang ingin kau perbuat kepadaku? suara itu tiba tiba berhenti. Aku tak sadar aku telah jauh dari teman temanku dan aku tak tahu harus bagaimana.
    "Vaaaannnzzzs.... kaaauuuu" Suara itu terdengar lagi dan dia memanggil namaku dengan nada sangat marah. Aku melihat lihat ke semua sudut hutan tapi yang kulihat hanyalah hitam sangat gelap sekali. Ku hanya terdiam dan aku duduk karena lelah. Aku menunggu dan menunggu ada orang yang menolongku. Dengan sekejap hutan menjadi terang karena semua pohon menyala dan saat itulah kulihat didepanku ada monster bermata tiga bertanduk tiga bertangan dan berkaki dua seperti manusia tapi ukurannya dua kali lipat dari ukuranku bersiap memukulku dengan palu yang ada ditangannya.
    Dengan cepat dia mengayuhkan palunya kearahku dan aku pun menghindar. Dia menatapku dengan pandangan sangat marah. "Matilah kau manusia!" ucapnya sambil mengayuhkan palunya kearahku. Aku menghindar dari serangannya itu, aku sangat takut dan tak bisa berbuat apa apa. Dia mengayuhkan palunya ke arahku, aku menghindar dan karena sangat kuatnya dia mengayuhkan palunya sampai palunya tersangkut dipohon yang iya hantam.
    "Kau pikir aku takut padamu hei monster jelek!" Teriakku sambil berlari berniat meninju badan monster itu.     Kukerahkan semua tenagaku kedalam tanganku dan berlari bersiap untuk memukul. "Rasakan ini monster jelek!" Teriakku sambil meninju perutnya. Kurasakan rasa sakit karena meninju perut monster itu. Perutnya sangat keras bagaikan besi.
    "Apa yang kau makan sampai bisa membuat perutmu kuat seperti besi?". Aku bergegas menjauhi monster itu karena tanganku sakit sekali."Hahahahahah... HAHAHAHAHA aku makan manusia sepertimu" katanya sambil melepaskan palunya dan membiarkan palunya tersangkut dipohon. Dia menatapku dengan ketiga matanya yang menyeramkan itu.
    Dia berlari kearahku dan bersiap untuk memukulku dengan tangan kanannya yang besar. Dia mengayuhkan tangannya ke arahku tapi ku berhasil menghindar. Karena pukulannya sangat keras, tangannya tersakut dudalam tanah. Melihat itu aku bergegas melompat kearah tangannya dan aku lari kekepalanya dan meninju kepalanya dengan sekuat tenaga. Kepalanya tidak sekeras perutnya.
    Aku menghantam kepalanya dengan sangat keras hingga dia pusing dan jatuh. "Sekuat apapun kau jika kau tak memakai otakmu sama saja kau akan kalah" kataku sambil memegang tangan kananku yang sakit. Aku melihat lihat sekitar dan ku lihat sebuah bambu runcing tak jauh ditempatku berdiri. Dengan sangat lelahku menghampiri bambu itu dan kuambil. Aku mendekati monster itu yang sedang terbaring lemas ditanah.
    "Sekarang apakah otakmu kuat untuk menahan tajamnya bambu ini, AAAAAAA!" Teriakku sambil menusukan bambu runcing itu ke kening monster itu. Darah hangat bertaburan kemana mana hingga mukaku juga terkena darah hangat monster itu. Dengan sekejap hutan menjadi gelap lagi dan aku duduk disamping monster itu. Aku sangat lelah sangat sangat lelah karena harus membunuh monster itu.
    "Vanzs Kamu memang manusia Bumi yang selama ini aku cari..........."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar