Jumat, 20 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 10

     Kelihatannya mendengar teriakanku tadi monster itu malah tertawa bukannya takut olehku. Aku rasa pertarungan disini menjadi memanas. Disaat teman temanku sedang enak tidur, aku malah harus di tes dengan hal hal yang tidak dapet di pikirkan dengan akal sehat, secara gitu ya aku selalu melakukan sesuatu memakai logika. Masuk logika atau tidak, mimpi atau kenyataan kah ini? Apapun yang kuhadapi ini sungguh menyakitkan tapi aku tumbuh tanpa orang tua, dan itu lebih menyakitkan dari pada semua luka ini. Nenek pernah bilang padaku, kalau ekspresiku adalah kelemahanku, perkataannya itu jadi teringat kembali di ingatanku. Baiklah aku tidak akan memperlihatkan ekspresiku lagi agar aku bisa menjadi kuat dan hebat. Aku harus selamat dari ini semua test ini. Sekarang tujuanku hanyalah satu, membunuh dan membalaskan dendam kedua orang tuaku yang dibunuh oleh presiden kota.... hm... aa... kota apa yang lupa. Namun yang pasti aku harus mengalahkan hewan lucu ini sebelum hewan lucu itu membunuh aku si tampan ini.
     "hei hewan lucu, apa aku harus membunuhmu dengan cara yang baik atau yang menyakitkan?!" ucapku dengan muka tanpa ekspresi. Dia menatapku dengan serius setelah mendengar ucapanku tadi, mungkin dia terasa tertantang olehku. Dia mengangkat tangannya dan lalu menghantamkannya ke lantai hingga retak. Melihat kemarahannya itu, keringatku mulai keluar menandakan akan munculnya ketakutanku tapi aku menjaga mukaku agar tampak datar tanpa ekspresi.
    "Apa yang bisa dilakukan manusia sekecilmu untuk mengalahkanku yang besarnya lebih dari sepuluh kali lipat dari ukuran tubuh mungilmu itu" ucapnya sambil mengangkat tangan yang dia hantamkan kelantai. Aku maju satu langkah dengan perlahan. Aku pejamkan mataku dan mencoba untuk berfikir. Aku berusaha untuk menggabung gabungkan tiap tiap elemen di otakku. Hingga ku tersadar untuk mengecohnya, tapi aku tidak begitu yakin strategiku ini akan berhasil melukainya paling tidak aku ingin membuat dia merasa kesakitan.
     "Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, kau ingin kalah menyakitkan atau sebaliknya?!" ucapku dengan datar. Dia tertawa dengan terbahak bahak mendengar perkataanku tadi, sepertinya dia menganggapku main main. Tiba tiba raut muka hewan lucu itu dua duanya menjadi serius sangat sangat serius menatapku seperti tatapan ingin membunuh. Lalu dia gerakkan kedua sayapnya dan dia terbang. Angin yang di buat olehnya memakai sayap membuatku kedinginan. Dengan cepat aku melemparkan pedangku ke arah hewan lucu yang sedang terbang itu dan aku langsung mengeluarkan api dari mulutku. Dia memakai sayapnya untuk melindungi dirinya, meskipun pedangku tertusuk di sayapnya namun dia tetap terbang di langit langit ruangan. Aku berlari dengan tanganku yang teraliri energi listrik. Aku berlari dengan sangat cepat dan ku melompat ke arah hewan itu, dan saat dia membukakan sayapnya dia terkejut karena aku sudah bersiap menghantamnya. Pukulanku pun tak dapat ia hindari dan dia langsung terpental kesakitan ke bawah. Badanku mulai merasa kelelahan, ternyata kekuatanku ini membutuhkan energi dan aku sudah menggunakan kekuatanku berulang kali sejak pertarungan sebelumnya. Hewan itu bangkit dan ketakutanku bertambah dengan cepat. Wajahnya terlihat sangat marah dan kesal kepadaku tapi aku menanggapinya dengan raut muka yang datar.
    "Beraninya kau melukaiku hey manusia mungil sekarang pertarungan sesungguhnya baru akan DIMULAI...........!!!!!!!!!!!!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar