Jumat, 20 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 11

     Ucapannya itu membuatku bersemangat entah mengapa semua rasa takutku hilang dan rasa senangku bertambah. Aku berhasil memukul badanya dengan pukulan bertenaga listrik dan berhasil, mungkin sebaiknya aku harus memakai otakku ini setiap detik. Aku buka bajuku dan kuperlihatkan otot ototku ini kepadanya agar dia tau kalau aku sudah tidak ingin bermain main lagi. Aku mulai melakukan pemanasan tangan, kaki dan jari jariku, untuk mengalahkannya kekuatan tidaklah cukup dan konsentrasipun tetap tidak cukup bila tidak di imbangi dengan strategi otak. Kelihatannya monster itu mulai kelelahan akibat menahan seranganku tadi tapi aku yakin dia masih punya jurus lainnya. Dia menatapku dan langsung mencabut pedangku yang tertancab di sayapnya itu. Dia lemparkan pedangku itu ke arahku dan langsung ku tangkap dengan tangan kananku.
     "Agar lebih seru aku akan menjadi dirimu". tubuhnya menjadi kecil stinggi tubuhku dan kepalanya menjadi satu seperti kepala manusia. Aku tak percaya dengan apa yang dia lakukan, dia bukan makhluk biasa dia makhluk ajaib. Ku telan ludahku karena rasa takut yang sirna mulai menguasai kakiku yang gemeteran. Baiklah aku menghirup nafasku dalam dalam dan mengeluarkannya pelan pelan. Dia menjadi AKU! Dia sangat mirip denganku, aku seperti akan melawan refleksiku sendiri. Apa yang sebenarnya yang ingin dia lakukan. Dia tersenyum dan berlari ke arah ku dengan pedang yang sama denganku. Dia melompat sangat tinggi dan bersiap menyerangku dari atas.
     "Rasakan ini Vanzs kau tidak layak untuk menjadi pemimpin planet ini. Buktikan padaku kalau kau bisa mengalahkanku!" teriaknya. Aku tangkis serangannya dengan pedangku dan ku tendang perutnya, tapi dia langsung memegang kakiku dan meninjuku dengan tangan kirinya. Darah keluar dari mulutku. Namun dia tetap memegangi kakiku dan meninju perutku berulang kalu, rasanya sakit sekali. Ku tinju dia dengan tangan kiriku, tapi dia berhasil menangkisnya.Dia lepaskan pedangnya dari pedangku dan dia melompat dengan posisi bersiap untuk menendang mukaku, tapi aku langsung menangkisnya dengan tangan kiriku dan ku balas dia dengan tendangan lututku ke arah perutnya. Dia terlihat kesakitan tapi dia langsung memegang tangan kiriku dan menendangku dengan keras hingga ku terpental tak jauh. Rasanya sakit dan dia tiba tiba melompat dan bersiap menusukku. Namun dengan cepat aku menghindar dari tusukannya itu, lalu aku tendang mukanya dan aku lekas berdiri. Sesudah aku berdiri aku bersiap melayangkan pukulan ke arah mukanya, tapi dia juga sudah bersiap memukul wajahku, sehingga kami berdua terpukul hingga tergeletak dilantai. Aku sangat kelelahan, keringat mulai membasahi tubuhku ini, tapi aku memanfaatkan tenaga ku yang tersisa untuk bangkit meskipun sangat sulit. Kami berhasil berdiri, tapi kami sangat kelelahan akibat pertarungan ini.
     "Mari kita selesaikan ini Vanzs!" Ucapnya dengan raut muka kesakitan. Dengan sekejap dia membuat pedangnya itu menjadi pedang api merah. Aku berkonsentrasi penuh untuk melakukan hal yang sama. Namun tak tau kenapa api yang kubuat berwarna biru tapi aku percaya pada kekuatanku. Aku angkat pedangku ke atas dengan kedua tanganku dan dia pegang pedangnya dengan kedua tangannya, kami bersiap untuk menyerang. "RASAKAN INI!" Teriakku sambil memulai menyerang, dan dia juga mulai menyerang. Benturan pedangku dan pedang diapun tak terelakan. Benturan ini membuat lantai yang kami pijak ini retak dan semua dindingnya pun ikut retak. Sungguh dahsyatnya benturan ini. Staminaku mulai habis, benturan pedang kami ini mungkin dimenangkan olehnya dan membuatku terbunuh. Aku berusaha sekuat tenanga menahan serangannya, tapi aku hampir gagal. Pedang kami hampir menyentuh kepalaku. Disaat semua harapan sudah sirna kemudian tiba tiba terdengar suara bisikkan "Vanzs kami sayang kepadamu". Detak jantungku tiba tiba bertambah cepat seakan tubuhku ini terisi oleh energi lagi. Aku kerahkan seluruh tenagaku untuk memenangkan benturan pedang ini. Aku kerahkan semuanya hingga api di pedangku bertambah besar. Dia sudah tak sanggup menahan seranganku. Pedangnya mulai retak akibat terkena seranganku. Retaknya mulai menyebar keseluruh pedangnya dan tak disangka pedangnya hancur karena seranganku, dengan cepat aku tarik pedangku dan aku tusuk dia.
     "Haaaa...... Haaaa.... Ha....... akhirnya kau kalah...............!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar