Senin, 23 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 15

     Aku senang kedua temanku selamat. Hanya tinggal kedua lainnya, apa yang akan mereka lakukan untuk memenangkan pertarungan mereka dengan lawan lawan yang sangat tangguh.
     "Bayzs, Kodilzs, aku sudah melihat kemampuan kalian. Kalian itu lebih kuat dariku. Namun mengapa aku yang dipilih sebagai pemimpin dari para wakil bumi?!" Ucapku dengan pandangan penuh keseriusan pada Bayzs dan Kodilzs. Mereka tersenyum.
     "Sebenarnya kaulah yang terkuat diantara kami semua, hanya saja kekuatanmu yang sebenarnya belum kau keluarkan. Aku percaya kau bisa memimpin para wakil bumi." Ucap Bayzs sambil tersenyum kearahku. Aku yakin pasti Bayzs berkata jujur. Aku harus percaya diri agar aku bisa memimpin kelompok ini dengan baik. Aku sudah bertekat dalam hatiku ini, kalau aku tidak akan mengeluarkan ekspresiku. Jadi dengan wajah dinginku aku berjalan melewati Bayzs dan Kodilzs dan menghampiri pintu selanjutnya. Aku lihat Gilzs melawan Serigala berkepala lima. Aku lihat Gilzs hanya tertawa tawa melihat lawannya itu. Memang lucu sih, tapi kita tak boleh lengah dan harus fokus.
     "Lucu sekali kau musang hahahahaha." ucap Gilzs sambil tertawa tawa. Ternyata Gilzs mendapat sabit. Sepertinya sabit yang dia dapatakan itu sangat canggih, terlihat dari segi bentuk dan sepertinya bahan yang digunakan untuk membuat sabit itu adalah bahan yang digunakan untuk membuat robot yang dilawan oleh Kodilzs tadi.
     "Jangan seenaknya kau berbicara! aku ini serigala!" Teriak Serigala itu dengan penuh amarah. Serigala itu menyemburkan kelima elemen sekaligus, api, air, angin, tanah, listrik. Dengan cepat Gilzs menghantamkan sabitnya ke lantai hingga lantai tersebut retak. Tiba tiba muncul sebuah lubang besar di hadapan Gilzs. Lubang besar itu menyerap serangan serigala itu dengan sekejap tanpa sisa. Saat lubang itu menghilang, Gilzs langsung melemparkan sabitnya ke arah serigala itu dengan sangat cepat. Serigala itu dengan cepat menangkis serangan Gilzs. Namun dia tidak menyadari bahwa Gilzs sudah berada diatas serigala itu. Gilzs dengan cepat memukulnya dengan sangat keras dari atas, lalu dia angkat serigala itu dan dia lemparkan ke langit langit ruangan hingga terbentur. Lalu dengan cepat Gilzs melompat ke atas dan meninju perut serigala itu hingga langit langit retak, lalu dengat cepat Gilzs memegang kedua kaki serigala itu dan dia lemparkan ke lantai dengan keras. Tak juga itu Gilzs berpindah dengan cepat ke bawah dan memukul punggung serigala itu dari bawah. Sepertinya serigala itu kesakitan, tapi Gilzs tidak mau berhenti. Listrik mulai muncul di tangan kanan Gilzs, sepertinya dia mau mengakhiri pertarungan ini.
     "RASAKAN INI!!!" teriak Gilzs sambil menghantam perut serigala itu. Serigala itu sepertinya sudah tewas. Gilzs membalikkan badannya dan mulai berjalan kearah sabitnya. Sepertinya Gilzs tau kalau ini semua belum berakhir jadi dia ambil sabitnya untuk mengakhiri ini. Dia ambil sabitnya dan dengan cepat dia melompat. Ternyata dia melompat untuk menghindari serangan semburan api dari serigala yang ada dibelakangnya. Sebelum dia menyentuh tanah, dia tiba tiba berpindah tempat dengan cepat ke hadapan serigala itu dan dia potong kepala serigala itu dengan cepat. Kepala serigala itu berserakan di lantai dengan darah bercucuran dimana mana, jasad tubuh serigala itu tidak menjadi abu melainkan menghilang begitu saja. Gilzs tersenyum melihat itu dan lalu dia membalikkan tubuhnya kebelakang.
     "Aku tau semua ini tidak akan berakhir dengan mudah hey musang" Ucap Gilzs.
     "Kau Benar Hahahahahahaha............................................."

Minggu, 22 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 14

     Bayzs menembak kepala musuhnya. Darah burung itu menyemprot kemana mana hingga menodai wajah Bayzs. Dia membersihkan noda diwajahnya. Tapi ada sesuatu yang aneh, dia sudah membunuh burung itu. Namun tak ada pintu yang munculnya di hadapannya. Bayzs hanya tersenyum melihat kepala burung itu yang hancur karena dia tembak. Bayzs menghilangkan kedua senjatanya dan lalu dia tepuk tangan.
     "Prok....prok... hebat sekali kau burung masih bisa selamat dariku hahahaha. Sekarang tak ada lagi ampun bagimu burung nakal saatnya kau bermain di neraka. Teriak Bayzs dengan raut muka gembira seolah dia senang bertarung dengan burung itu. Nenek pernah bilang padaku, neraka itu adalah tempat yang sangat ditakuti, sekali memasuki neraka maka kesakitan yang sangat pedih akan menemanimu. Bayzs duduk dilantai sambil bersiul. Dia melihat semua sudut ruangan dengan sangat teliti. Jasad burung yang dia tembak tidak berubah menjadi abu tidak seperti musuh musuh lainnya. Dia menghentikan siulannya, sepertinya dia mulai merasakan sesuatu, dia berdiri dan melakukan pemanasan tangan. Dia memejamkan kedua matanya dan dengan seketika ruangan menjadi hening. Detik demi detik, menit demi menit, tak ada pergerakan yang dilakukan Bayzs. Burung itu ternyata masih hidup. Dia dengan cepat terbang ke arah belakang Bayzs dengan membawa pedang besar. Tanpa basa basi dia terbang dengan sangat cepat ke arah Bayzs. Dia angkat pedangnya dan bersiap menyerang. Dia mengayunkan pedangnya ke arah kepala Bayzs. Bayzs sepertinya sudah menyadari semua gerakan burung itu. Dengan cepat dia membalikkan badanya dan menahan pedang besar burung itu dengan hanya dua jari, lalu dia mengumpulkan energi pada tangan kanannya dan dia hantam perut burung itu hingga dia terpental ke dinding hingga dindingnya retak.
     "Sudah saatnya aku mengakhiri pertarungan ini, burung." ucap Bayzs. Bayzs mengeluarkan kembali kedua senjatanya itu dan dia tembak burung itu dengan bertubi tubi, terus menerus. Dia menembak dan menembak tanpa rasa kasian pada musuhnya. Dia tembak kepala burung itu hingga kepala dan tubuh burung itu hingga bentuknya sudah tidak karuan. Dia hentikan tembakannya saat burung itu telah menjadi abu. Tembakannya sangat dahsyat hingga membuat asap keluar dari ujung senjatanya. Pintu muncul di hadapannya, dan dia masuk. Lampu diatas pintu disampingku sudah berubah warna menjadi hijau dan pintu mulai terbuka. Kulihat Bayzs keluar dari pintu tersebut.
     "Hahahahhahahahahh.........................."

Sabtu, 21 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 13

     Aku melihat Bayzs sedang memang dua buah senjata api, tapi bentuknya sedikit berbeda. Aku terkejut karena dia sedang terikat dengan rantai berduri, tapi dia tidak merasa kesakitan. Bayzs tersenyum saja melihat lawannya yang tak lain adalah seekor burung besar bertangan dan berkaki. Burung itu tertawa melihat Bayzs tak bisa bergerak. Aku heran mengapa Bayzs tidak mengeluarkan setetes darah padahal dia tertusuh duri rantai burung itu. Burung itu dengan cepat berlari ke arah Bayzs sambil membawa dua buah pisau, sepertinya burung itu berniat menusukkan pisaunya ke kepala Bayzs. Aku terkejut, kedua pisaunya hancur saat bersentuhan dengan kepala Bayzs. Bayzs lalu mengeluarkan tornado yang sangat dahsyat dari mulutnya dan dengan sekejap burung itu terpental ke sudut ruangan. Bayzs tertawa dengan terbahak bahak.
     "Kau itu burung tapi kekuatanmu seperti semut, payah!" ucap Bayzs sambil tertawa. Burung itu nampaknya sangat kesal, dia memperbanyak dirinya menjadi sepuluh bagian. Keadaan sepertinya mulai berbalik dan Bayzs akan kalah.
     "Semuanya habisi diaaaaaaa!" Teriak burung itu. Semua burung berlari kearah Bayzs dengan dua buah pisau di masing masing tangannya. Empat burung melompat ke atas, dan enam burung lainnya mengelilingin Bayzs. Dengan serentak semua burung itu melemparkan pisaunya. Namun, Bayzs dengan sekejap menghilang entah dimana. Semua burung itu nampak kebingungan.
     "Wah wah wah bagus sekali usahamu burung" ucap Bayzs yang tiba tiba berdiri dilangit langit ruangan tanpa terikat dengan ratai berdurinya. Bayzs lalu turun dan dan berdiri di tempat tadi dia teriak, tempat dia dikelilingi para burung. Senjata yang ada ditangan kanan nya tiba tiba menghilang dan Bayzs lalu memasukkan tangannya ke saku bajunya dan mengambil sebuah coin perak. "Apa yang akan kau lakukan dengan koin itu?!" tanya burung itu. Bayzs kemudian tersenyum dan melemparkan  koin itu keatas. Dia angkat tangannya dan dalam sekejap senjatanya kembali ke tangannya. Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat ini, Bayzs menembak sepuluh burung itu dalam kurun waktu kurang dari tiga detik. Semua burung mati kecuali yang asli dia masih berdiri tegak di tempat dia terpental oleh tornado tadi.
     "Aku bisa menembakmu dengan amunisi yang dipakai oleh manusia seperti mereka atau aku bisa menembakmu dengan amunisi cahaya." Ucap Bayzs sambil mengarahkan senjatanya ke arah musuhnya dan bersiap menembak. Burung itu tertawa mendengar ucapan Bayzs itu. "Bagaimana kau bisa membunuhku dengan jarak sejauh itu."
     Dengan sekejap Bayzs tiba tiba sudah ada di hadapan dia dengan kedua senjata api yang dia tempelkan di kepala musuhnya.
     "Selamat tinggal..............DOR.............!!"

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 12

     Luka yang dia buat masih terasa sakit hingga sekarang, meskipun dia mati tapi aku masih merasakan pukulannya. Kepalaku mulai terasa sakit lagi dan lalu menghilang. Ku tarik pedangku yang tertancap di dadanya itu. Ku tarik perlahan dan saat pedangku seluruhnya sudah kutarik dari dadanya, mayatnya itu berubah menjadi debu. Lagi lagi semua lukaku sembuh dan tenagaku kembali lagi. Tiba tiba sebuah pintu muncul dihadapanku. Diatas pintu itu terdapat tulisan namaku. Dengan percaya diri aku langkahkan kakiku maju ke dalam pintu itu. Ketika aku memasuki pintu itu, aku ada di sebuah ruangan dengan empat pintu dengan lampu berwarna merah diatasnya. Dan di masing masing pintu ada sebuah layar yang tidak begitu besar. Aku menghampiri pintu pertama dan aku lihat layar yang ada disamping pintu tersebut. Aku terkenjut ternyata yang kulihat dilayarku adalah Kodilzs. Dia bertarung dengan robot bersayap berwarna putih. Kodilzs tampak tenang tenang saja, seperti tak ada rasa takut di dalam dirinya. Ternyata Kodilzs juga mendapatkan senjata seperti, tapi dia mendapatkan sebuah tongkat bukan senjata tajam. Aku terkenjut dengan Kodilzs, dia dengan sekejap berpindah kebelakang lawannya dan melambungkan lawannya ke langit ruangan. Kodilzs lalu berpindah tempat dengan cepat ke langit langit ruangan dan memukul robot itu dengan sangap cepat hingga robot itu terpental kelantai hingga lantai tersebut retak.  Kodilzs lalu menyemburkan es dari mulutnya ke arah lawannya hingga lawannya beku. Ternyata Kodilzs bisa terbang, itu berarti aku juga bisa bila aku berkonsentrasi penuh seperti dia. Lalu tongkatnya sejekap terbakar dan lalu dia hantamkan tongkatnya itu ke musuhnya hingga berantakan kemana mana jasad beku musuhnya itu. 
     "Terlalu mudah.." ucap Kodilzs sambil memasuki pintu yang sama sepertiku namun diatas pintu bertuliskan namanya. Lampu yang ada diatas pintu disamping berubah berwarna hijau dan pintu itu terbuka. Ternyata Kodilzs yang keluar dari pintu itu. Dia menatapku sambil tersenyum dan sepertinya dia tidak takut sama sekali. 
     "Vanzs sepertinya kau mampu melewati tes dengan cepat." ucapnya. Aku mendekatinya dan memegang bahunya. "Kodilzs kau tau dengan semua tes yang diberikan untuk kita ini?" tanyaku. Senyuman diwajahnya semakin lebar sepertinya dia senang aku bisa selamat sampai sini. "Vanzs, aku dan yang lain adalah empat wakil dari bumi dan kau adalah pemimpin kami, sudah seharusnya aku senang jika kau bisa selamat dan memimpin kami untuk kedepannya". Aku menundukan kepalaku sejenak, aku memikirkan apa yang dia lakukan tadi sangatlah hebat, dia bisa membunuh lawan dengan cepat sedangkan aku harus terluka terlebih dahulu. 
    "Apa ini semuanya adalah mimpi?!" tanyaku sambil mengangkat kepalaku. "Secara teknis sih ini memang mimpi, tapi aku dan yang lainnya semua nyata, hanya saja mereka melakukan tes ini didalam mimpi agar tidak terlalu sulit, kau pasti sudah mendengarkan cerita dari ayahmu kan kalau kita ini percobaanya? Sebelum memasuki ruangan ruangan tes, aku sama seperti melawan monster aneh dihutan. Memang terlihat seperti nyata namun sebenarnya pertarungan kita dihutan itu adalah dimimpi bukan di dunia nyata. Aku juga sebelum melawan robot tadi aku melawan ayahku, tapi hanya dengan satu kali serangan dia sudah kalah sungguh mengecewakan." ucapnya. Aku mulai mengerti dengan semua ini dan aku sudah tidak perlu takut sekarang. 
     "Kodilzs jadi apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanyaku. Dia menunjuk ke arah pintu kedua di samping pintunya. "Kita harus menunggu Bayzs,Gilzs, dan Valzs. Saat semua sudah melewati tes tes mereka, mereka akan berkumpul di tempat ini bersama kita dan saat itulah sebuah pintu akan muncul dihadapan kita. Itulah yang diakatakan Herman kepadaku."
     "Kau kenal dengan herman?!"tanyaku. Dia lalu menatapaku dengan serius. 
     "Herman adalah mentor kita, masih masih dari delapan planet mempunyai masing masing satu mentor para wakil planet." jawabnya.
     Aku sudah mengerti sekarang. Lalu aku melangkahkan kakiku ke arah pintu yang kedua. Aku berniat untuk melihat layar disamping pintu ini dan aku terkejut dengan apa yang kulihat ini!
     "Bayzs.........................!!"

Jumat, 20 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 11

     Ucapannya itu membuatku bersemangat entah mengapa semua rasa takutku hilang dan rasa senangku bertambah. Aku berhasil memukul badanya dengan pukulan bertenaga listrik dan berhasil, mungkin sebaiknya aku harus memakai otakku ini setiap detik. Aku buka bajuku dan kuperlihatkan otot ototku ini kepadanya agar dia tau kalau aku sudah tidak ingin bermain main lagi. Aku mulai melakukan pemanasan tangan, kaki dan jari jariku, untuk mengalahkannya kekuatan tidaklah cukup dan konsentrasipun tetap tidak cukup bila tidak di imbangi dengan strategi otak. Kelihatannya monster itu mulai kelelahan akibat menahan seranganku tadi tapi aku yakin dia masih punya jurus lainnya. Dia menatapku dan langsung mencabut pedangku yang tertancab di sayapnya itu. Dia lemparkan pedangku itu ke arahku dan langsung ku tangkap dengan tangan kananku.
     "Agar lebih seru aku akan menjadi dirimu". tubuhnya menjadi kecil stinggi tubuhku dan kepalanya menjadi satu seperti kepala manusia. Aku tak percaya dengan apa yang dia lakukan, dia bukan makhluk biasa dia makhluk ajaib. Ku telan ludahku karena rasa takut yang sirna mulai menguasai kakiku yang gemeteran. Baiklah aku menghirup nafasku dalam dalam dan mengeluarkannya pelan pelan. Dia menjadi AKU! Dia sangat mirip denganku, aku seperti akan melawan refleksiku sendiri. Apa yang sebenarnya yang ingin dia lakukan. Dia tersenyum dan berlari ke arah ku dengan pedang yang sama denganku. Dia melompat sangat tinggi dan bersiap menyerangku dari atas.
     "Rasakan ini Vanzs kau tidak layak untuk menjadi pemimpin planet ini. Buktikan padaku kalau kau bisa mengalahkanku!" teriaknya. Aku tangkis serangannya dengan pedangku dan ku tendang perutnya, tapi dia langsung memegang kakiku dan meninjuku dengan tangan kirinya. Darah keluar dari mulutku. Namun dia tetap memegangi kakiku dan meninju perutku berulang kalu, rasanya sakit sekali. Ku tinju dia dengan tangan kiriku, tapi dia berhasil menangkisnya.Dia lepaskan pedangnya dari pedangku dan dia melompat dengan posisi bersiap untuk menendang mukaku, tapi aku langsung menangkisnya dengan tangan kiriku dan ku balas dia dengan tendangan lututku ke arah perutnya. Dia terlihat kesakitan tapi dia langsung memegang tangan kiriku dan menendangku dengan keras hingga ku terpental tak jauh. Rasanya sakit dan dia tiba tiba melompat dan bersiap menusukku. Namun dengan cepat aku menghindar dari tusukannya itu, lalu aku tendang mukanya dan aku lekas berdiri. Sesudah aku berdiri aku bersiap melayangkan pukulan ke arah mukanya, tapi dia juga sudah bersiap memukul wajahku, sehingga kami berdua terpukul hingga tergeletak dilantai. Aku sangat kelelahan, keringat mulai membasahi tubuhku ini, tapi aku memanfaatkan tenaga ku yang tersisa untuk bangkit meskipun sangat sulit. Kami berhasil berdiri, tapi kami sangat kelelahan akibat pertarungan ini.
     "Mari kita selesaikan ini Vanzs!" Ucapnya dengan raut muka kesakitan. Dengan sekejap dia membuat pedangnya itu menjadi pedang api merah. Aku berkonsentrasi penuh untuk melakukan hal yang sama. Namun tak tau kenapa api yang kubuat berwarna biru tapi aku percaya pada kekuatanku. Aku angkat pedangku ke atas dengan kedua tanganku dan dia pegang pedangnya dengan kedua tangannya, kami bersiap untuk menyerang. "RASAKAN INI!" Teriakku sambil memulai menyerang, dan dia juga mulai menyerang. Benturan pedangku dan pedang diapun tak terelakan. Benturan ini membuat lantai yang kami pijak ini retak dan semua dindingnya pun ikut retak. Sungguh dahsyatnya benturan ini. Staminaku mulai habis, benturan pedang kami ini mungkin dimenangkan olehnya dan membuatku terbunuh. Aku berusaha sekuat tenanga menahan serangannya, tapi aku hampir gagal. Pedang kami hampir menyentuh kepalaku. Disaat semua harapan sudah sirna kemudian tiba tiba terdengar suara bisikkan "Vanzs kami sayang kepadamu". Detak jantungku tiba tiba bertambah cepat seakan tubuhku ini terisi oleh energi lagi. Aku kerahkan seluruh tenagaku untuk memenangkan benturan pedang ini. Aku kerahkan semuanya hingga api di pedangku bertambah besar. Dia sudah tak sanggup menahan seranganku. Pedangnya mulai retak akibat terkena seranganku. Retaknya mulai menyebar keseluruh pedangnya dan tak disangka pedangnya hancur karena seranganku, dengan cepat aku tarik pedangku dan aku tusuk dia.
     "Haaaa...... Haaaa.... Ha....... akhirnya kau kalah...............!"

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 10

     Kelihatannya mendengar teriakanku tadi monster itu malah tertawa bukannya takut olehku. Aku rasa pertarungan disini menjadi memanas. Disaat teman temanku sedang enak tidur, aku malah harus di tes dengan hal hal yang tidak dapet di pikirkan dengan akal sehat, secara gitu ya aku selalu melakukan sesuatu memakai logika. Masuk logika atau tidak, mimpi atau kenyataan kah ini? Apapun yang kuhadapi ini sungguh menyakitkan tapi aku tumbuh tanpa orang tua, dan itu lebih menyakitkan dari pada semua luka ini. Nenek pernah bilang padaku, kalau ekspresiku adalah kelemahanku, perkataannya itu jadi teringat kembali di ingatanku. Baiklah aku tidak akan memperlihatkan ekspresiku lagi agar aku bisa menjadi kuat dan hebat. Aku harus selamat dari ini semua test ini. Sekarang tujuanku hanyalah satu, membunuh dan membalaskan dendam kedua orang tuaku yang dibunuh oleh presiden kota.... hm... aa... kota apa yang lupa. Namun yang pasti aku harus mengalahkan hewan lucu ini sebelum hewan lucu itu membunuh aku si tampan ini.
     "hei hewan lucu, apa aku harus membunuhmu dengan cara yang baik atau yang menyakitkan?!" ucapku dengan muka tanpa ekspresi. Dia menatapku dengan serius setelah mendengar ucapanku tadi, mungkin dia terasa tertantang olehku. Dia mengangkat tangannya dan lalu menghantamkannya ke lantai hingga retak. Melihat kemarahannya itu, keringatku mulai keluar menandakan akan munculnya ketakutanku tapi aku menjaga mukaku agar tampak datar tanpa ekspresi.
    "Apa yang bisa dilakukan manusia sekecilmu untuk mengalahkanku yang besarnya lebih dari sepuluh kali lipat dari ukuran tubuh mungilmu itu" ucapnya sambil mengangkat tangan yang dia hantamkan kelantai. Aku maju satu langkah dengan perlahan. Aku pejamkan mataku dan mencoba untuk berfikir. Aku berusaha untuk menggabung gabungkan tiap tiap elemen di otakku. Hingga ku tersadar untuk mengecohnya, tapi aku tidak begitu yakin strategiku ini akan berhasil melukainya paling tidak aku ingin membuat dia merasa kesakitan.
     "Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, kau ingin kalah menyakitkan atau sebaliknya?!" ucapku dengan datar. Dia tertawa dengan terbahak bahak mendengar perkataanku tadi, sepertinya dia menganggapku main main. Tiba tiba raut muka hewan lucu itu dua duanya menjadi serius sangat sangat serius menatapku seperti tatapan ingin membunuh. Lalu dia gerakkan kedua sayapnya dan dia terbang. Angin yang di buat olehnya memakai sayap membuatku kedinginan. Dengan cepat aku melemparkan pedangku ke arah hewan lucu yang sedang terbang itu dan aku langsung mengeluarkan api dari mulutku. Dia memakai sayapnya untuk melindungi dirinya, meskipun pedangku tertusuk di sayapnya namun dia tetap terbang di langit langit ruangan. Aku berlari dengan tanganku yang teraliri energi listrik. Aku berlari dengan sangat cepat dan ku melompat ke arah hewan itu, dan saat dia membukakan sayapnya dia terkejut karena aku sudah bersiap menghantamnya. Pukulanku pun tak dapat ia hindari dan dia langsung terpental kesakitan ke bawah. Badanku mulai merasa kelelahan, ternyata kekuatanku ini membutuhkan energi dan aku sudah menggunakan kekuatanku berulang kali sejak pertarungan sebelumnya. Hewan itu bangkit dan ketakutanku bertambah dengan cepat. Wajahnya terlihat sangat marah dan kesal kepadaku tapi aku menanggapinya dengan raut muka yang datar.
    "Beraninya kau melukaiku hey manusia mungil sekarang pertarungan sesungguhnya baru akan DIMULAI...........!!!!!!!!!!!!!"

Kamis, 19 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 9

     Mataku hampir tak bisa berkedip karena aku tak percaya dengan apa yang sedang aku lihat saat ini. Ini adalah sesuatu yang sangat membuatku terganggu sangat sangat terganggu. Tapi meskipun aku tak percaya dengan apa yang aku hadapi, aku harus tetap kuat jangan sampai aku lengah melawan hal seperti ini. Aku angkat pedangku ini. "Apapun kau ini aku tak akan pernah mau kalah darimu karena akulah pemimpin dari wakil bumi! Aku akan mengalahkanmu dengan waktu yang tidak lama. Tapi aku tak bisa menahan ketawa, makhluk yang aku hadapi saat ini sangatlah lucu. Dia adalah binatang berkepala dua dengan ekor dan sayap. Kepala yang kanan adalah kucing dan kepala yang kiri adalah anjing, bentuknya sama seperti halnya manusia biasa tapi aku tak percaya binatang seunik ini bisa mengaum seperti tadi.
     "Aku tau kau pasti tertawa dengan penampilanku ini". Aku terkejut ternyata di bisa berbiaca seperti manusia. Dia lalu mundur satu langkah "Sekarang lihatlah diriku yang sebenarnya!". ucapnya sambil mengaum. Tubuhnya menjadi besar sangat besar giginya menjadi besar, taring nya besar dan tajam, tumbuh duri duri di ekornya dan tumbuh satu buah tanduk dikepala kanannya, sayapnya menjadi besar. Aku tersadar ternyata dia adalah makhluk chimera yang selalu ada di mimpiku.Ukuran kuku kakinya saja lebih besar dari manusia, dia terlihat sangat marah dan aku mulai merasa tidak takut semenjak diberitahu oleh Herman kalau aku punya kekuatan yang tidak biasa.
     Aku tersenyum "Kalau begitu ayo lawan aku!" Kepala kanan dia menyemburkan api kearahku disusul kepala kirinya yang menyemburkan angin, dengan kata lain dia menyemburkan api yang sangat hebat dengan gabungan unsur angin didalamnya. Dengan cepat ku berkonsentrasi untuk mengeluarka perisai air, lalu ku tancapkan pedangku ini ketanah dan muncul sebuah ombak raksaksa yang meredam api chimera tersebut. akibat benturan tersebut semua ruangan tertutup asap, aku tidak bisa melihat apapun. Tiba tiba ku melihat bayangan raksaksa didepanku dan ternyata chimera itu sudah bersiap untuk menendangku. Aku berusaha secepat mungkin untuk menghindar tapi gagal. Aku terkena tendangannya hingga terpental jauh kesudut ruangan membentur dinding. Darah mulai keluar dari kepala dan badanku, rasanya sakit sekali. Dia tertawa melihatku kesakitan.
     Aku paksakan tubuhku untuk berdiri dan menahan semua rasa sakit ini.
    "Apapun yang terjadi siapapun lawanku, AKU TIDAK AKAN MENYERAH!!!!!!!!"

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 8

     "Siapa itu? SIAPA!" Teriakku sambil memutarkan tubuhku ini kebelakang. Tiba tiba semua menjadi gelap. Semua lukaku hilang begitu saja, tapi pedang yang aku genggam tidak ikut menghilang. Aku pejamkan kembali mataku ini. Ku mendengar suara suara jeritan wanita tapi aku tak tau sumber suara itu dimana. Ku coba untuk menutup kedua telingaku namun aku tidak bisa, suara itu tetap saja menggaguku. Aku beranikan diri untuk membukakan kedua mataku. Saat kubukakan kedua mataku, aku lihat pria yang aku temui di hutan pagi tadi. Dia tersenyum kearahku.
     "Bagaimana perasaanmu setelah kau tau kau punya kekuatan yang tidak semua manusia punya ha?!" tanya dia sambil tertawa. Aku terdiam dan ku genggam erat pedangku. Dia mulai berjalan menghampiriku dengan muka sangat dingin. Setiap langkah yang di gunakan membuatku semakin takut. Senyuman di wajahnya dengan seketika menghilang dan dia tak mengeluarkan ekspresi. Dia memegang bahuku dan tersenyum kepadaku.
     "Kau memang berbeda dengan keempat temanmu, kau lebih cepat belajar menggunakan kekuatanmu itu. Aku memang sudah memilihmu sebagai ketua dari lima wakil bumi." ucapnya. Aku terdiam dan mulai merasa kebingunan. Ucapannya membuatku merasa aneh padanya, sepertinya dia memang orang aneh. Aku melepaskan tangannya dari bahuku.
     "5 wakil bumi apa maksudmu? buat apa aku mewakili planet ini? mengapa tidak orang lain saja dan siapa saja 4 orang lainnya? jelaskan padaku tentang semua ini! aku tidak mengerti dengan apa yang kamu bicarakan." ucapku sambil memegang kepalaku yang sedang bingung.
    Dia tersenyum dan menatapku dengan tatapan yang sangat serius. "Seperti yang kau ketahui di dunia ini ada 8 planet diantaranya adalah planet ini, planet bumi. Masing masing dari 8 planet tersebut harus memiliki 5 wakil yang terpercaya untuk diberi kekuatan oleh para Dewa yang nantinya kekuatan tersebut boleh kalian gunakan untuk kebaikan atau terserah sesuka hatimu."
     Aku waktu tadi melawan ayahku merasa kesakitan karena serangannya itu berarti ini bukan mimpi tapi kenyataan. Aku menundukan kepalaku dan berdiam saja. "Mengapa harus aku yang menjadi wakil dari planet ini mengapa tidak yang lain? apa keistimewaan dariku? dan siapa saja keempat orang lainnya? dan satu lagi, siapakah kau sebenarnya?"
     Senyumannya mulai hilang. "Ok akan aku jawab semuanya. Kau menjadi wakil planet ini karena kau bukan manusia biasa dan kau masih polos, kau bisa belajar dengan cepat untuk mengendalikan kekuatan jadi kau layak sebagai pemimpin, tentu saja manusia manusia luar biasa yang selalu menemanimu dari kecil atau aku sebut mereka keempat teman temanmu yaitu Valzs, Bayzs,Gilzs dan Kodilzs. Aku adalah Herman, mentor yang diutus untuk mengarahkan kalian untuk mendapatkan kekuatan itu. Sudah basa basinya mari kita lanjutkan dengan tes yang selanjutnya."
     Dia menghentakan kaki kanannya ke lantai dan tiba tiba muncul sebuah pintu raksaksa dibelakangnya. "Aku yakin kau akan siap untuk menaklukan yang satu ini Vanzs" ucapnya sambil tersenyum. Lalu dia lompat dan menghilang begitu saja. Aku mendengar suara auman sangat keras dari pintu tersebut. Aku mulai melangkahkan kaki kebelakang saat pintu itu sedikit demi sedikit terbuka. Pintu itu sudah terbuka seluruhnya, Aku tak percaya dengan apa yang aku lihat, dia mengaum sangat keras.
     "GWAAAAAAAAAAAAAAAAaaaaaaaaaaaaaaaaaaa................"

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 7

    Aku coba berkonsentrasi. Aku pusatkan semua tenaga yang aku miliki kepedang yang aku genggam di tanganku ini. Aku tarik napas dalam dalam dan kukeluarkan perlahan.Dengan cepat ku gesekkan pedangku itu ke lantai dan "BOOM"! keluar api dari ujung pedangku dan segera ku berkonsentrasi untuk mengeluarkan bola api dari pedangku ini sambil menutup mata, dan ku buka mataku dengan cepat sambil ku ayunkan pedangku dari atas ke bawah. Dari ayunanku itu keluarlah bola api besar yang mengarah kepada musuhku.
    Melihat bola api itu, dengan cepat dia tancapkan pedang apinya ke tanah dan dengan sekejap muncul ombak besar didepannya sehingga menjinakan bola apiku. Dengan cepat ku berkonsentrasi untuk mengeluarkan listrik dari pedangku dan lekas ku tacapkan pedang ku ke lantai seperti yang dia lakukan. Listrik bertegangan besar keluar dari pedangku dan merambat ke air tersebut hingga mengenai tangan musuhku.
    "AH.. Kau memang hebat Vanzs bisa melukaiku tapi apa kau bisa mengalahkan ini?!" Teriaknya sambil meninju lantai. Kulihat lantai yang dia tinju retak. Retakannya semakin lama semakin besar dan terdengan suara auman binatang dari lantai retai itu. "hahaha mungkin kamu bisa mengendalikan kekuatanmu itu sekarang tapi apakah kamu bisa selamat dari jurus ku ini? Jurus Naga Api!!!" Dia berteriak dengan sangat keras.
     Tiba tiba keluar api dari retakan lantai itu. Api itu kemudian berkembang menjadi besar dan besar membentuk sebuah naga. Awalnya membentuk ekor, badan, kaki, kedua tangan, sayap dan lalu kepala. "Gwaaaaaaaaahhhhh.." teriak naga tersebut. Aku coba menenangkan diriku dan mencoba untuk berkonsentrasi. Ku pejamkan kedua mataku sehingga ku teringat bentuk bintang yang selalu menemaniku dimalam hari.
     Ku buka mataku dan ku ayunkan pedangku kekanan lalu kekiri, serong kanan ke seorng kiri dan atas kebawah sehingga bentuk bintang, lalu kutusukkan pedangku ke bintang itu dan keluarlah air seperti tembakan yang ditujukan kepada naga itu. Naga itu sangat kuat meskipun di terbuat dari api tapi dia bisa menahan air yang aku tembakkan ke arahnya. Perlahan naga itu mulai mendekatiku, aku berusaha sekuat tenagaku untuk tetap menahannya namun dia semakin dekat. Kulihat musuhku tertawa melihat aku hampir kalah oleh naganya.Namun aku tak mau menyerah aku terus berusaha menahannya agar dia mendekatiku, tapi usahaku itu hampir gagal, dia sudah mengambil ancang ancang untuk memukulku. Aku bisa mati bila terkena pukulan panas darinya.
     Tiba tiba ku mulai ingat wajah ibuku. Aku ingat sekali wajahnya dan aku ingat wajah para penjahat yang ingin menculikku. Detak jantung ku mulai berdetak kencang, amarahku mulai bangkit lagi.Aku dengan penuh amarah mengambil pedang yang ku tusukkan di bintang ku itu dan dengan sekuat tenaga menusukkannya kembali ke bintang itu sehingga air yang ditembakkan oleh bintang itu semakin kuat. Naga itu mulai kewalahan hingga dia menghilang menjadi asap.
     Ruangan ini penuh dengan asap hingga tak terlihat apapun. Ku manfaatkan situasi ini untuk menyerangnya. Aku berlari dengan pedang ku yang ujungnya masih tertancapkan bintang. Aku loncat dan bersiap menyerang, dengan sekejap asap menghilang dan dia menghilang dari depanku.
    "Belum belajar dari sebelumnya ya?" ucapnya yang tiba tiba berada di belakangku. Aku sudah mengetahui itu semua, aku sudah tau kalau dia pasti akan berada dibelakangku karena itu aku belum menghilangkan bintang yang ada di ujung pedangku ini. Dengan cepat ku membalikkan bada dan berkonsentrasi untuk mengeluarkan listrik.
    "Rasakan ini dasar kau makhluk tak berguna!!!" teriakku sambil mengarahkan pedangku padanya. Listrik bertegangan tinggi keluar dari pedangku dan menyerangnya. Dia tersengat listrik, dia terlihat sangat kesakitan di lantai. Ku hilangkan bintang yang ada di pedangku itu dan kutusukkan pedangku kekepalanya hingga bercucuran darah.
    "Sekuat apapun kau, kalau kau ceroboh kau pasti mati!" teriakku sambil ku ambil kembali pedangku yang tertancap di kepalanya. Pedangku banyak sekali darah dan aku senang ini semua berakhir. Ku hirup nafas dalam dalam dan ku keluarkan perlahan, dengan sekejap musuhku itu berubah menjadi abu dan darahnya pun ikut berubah menjadi abu. Aku terkenjut dan aku sangat bingung.
    " APA YANG TERJADI?! APA MAKSUDNYA INI!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!..........." aku berteriak sambil ketakutan. Tiba tiba terdengar suara misterius.
    " Hehehehehehhehe.................

Minggu, 15 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 6

    "KAMU.....!" teriakku dengan tubuh gemetaran. Aku sangat takut dan bingung, aku tak tau harus melakukan apa. Ku tenangkan diriku dan menatapnya dengan serius "Kamu adalah pria yang ada diruangan tadi, apa yang kau inginkan dariku?". Ku genggam pedangku dengan sangat erat, keringat dingin mulai membasahi tubuhku, kaki gemetaran.
    Lelaku itu menatapku dengan pandangan seperti orang jahat, lalu dia tiba tiba menurunkan pedang apinya itu. "Aku adalah ayah yang selama ini kau inginkan bukan? hahahahahahaha. Ucapannya membuatku tambah bingung, memang sekilas dia mempunyai kemiripan denganku tapi aku rasa itu hal yang benar benar mustahil. Kakek nenek bilang padaku bahwa orang tuaku mati di peperangan.
   "Bohong, orang tuaku mati di peperangan. Kau mencoba untuk menipuku! rasa marah tiba tiba menguasai tubuhku. Namun tiba tiba kuteringat ucapan teman temanku. Aku hanya bisa terdiam membisu, keringat mulai hilang dan tubuhku lemas memikirkannya.
    "Saat itu kau sangatlah muda, karena itulah kau tak ingat apapun. Baiklah untuk mempersingkat ini, akan aku ceritakan semuanya padamu." Pedang api yang dia pegang tiba tiba menghilang. Meskipun dia memakai jubah yang keren namun tetap saja dia seperti orang jahat dimataku.
    "Kalau begitu ceritakan!" teriakku dengan penuh amarah.
    "Aku dan Ibumu adalah seorang ahli kimia. Kami bekerja disebuah Laboratorium yang terletak di bawah tanah di kota Glessier, kota kelahiranmu dan teman temanmu. "Mengapa teman temanku ikut kau ceritakan?!" ucapku memotong pembicaraan.
    "Tenang biar ku jelaskan semua, Aku Ibumu dan orang tua teman temanmu ada rekan satu di laboratorium itu. Kami sudah seperti saudara. Kami selalu menciptakan obat obatan untuk rumah sakit dan klinik klinik yang ada di kota itu. Suatu hari aku menemukan suatu zat yang didalamnya terdapat elemen elemen seperti tanah listrik air dan lain lain. Aku sangat tertarik pada zat ini, saking tertariknya aku ingin melakukan percobaan kepada tikus. Awal penyuntikkan, tikus itu seperti tersengat listrik terbakar, tapi hanya dalam hitungan detik dia langsung terdiam dan menatap kearahku. Tikus itu berjalan dengan kedua kakinya layaknya manusia dan menghancurkan kandangnya hanya dengan sentuhan. Aku sangatlah takut, tapi saat dia keluar dari kandangnya, dia tiba tiba mati seketika. Disaat itulah aku sangat terobsesi untuk melakukan percobaan kepada manusia, kebetulan ibumu baru melahirkan dan anak anak teman temanku masih sangatlah muda. Rencanaku itu diketahui oleh presiden kota Glessier. Dia menginginkan zat tersebut namun aku menolaknya. Malam dihari itu aku menyuntikkan zat itu kedalam tubuhmu dan teman temanmu itu disaat tidak ada yang tau. Saat itu tidak ada reaksi apapun karena kalian sedang tidur. Keesokan harinya para prajurit bersenjata mengepung rumahku dan teman temanku. Mereka mengambil kalian dari kami dan mereka membunuh semuanya kecuali aku. Mereka membawaku kesebuah laboratorium yang besar dan mereka meletakan kalian di sebuah tempat di laboratorium. Mereka berniat untuk menyerap energi dalam tubuh kalian. Namun kekuatan kalian malah membuat Laboratorium itu meledak. Semua mati kecuali aku, tubuhku penuh dengan luka bakar dan kepalaku berlumuran darah. Daat aku akan mati, kakek dan nenek baik hati datang dan menyelamatkan kalian dan membawa kalian pergi, lalu aku mati ditempat."
    "Kau memang tidak punya perasaan, obsesimu itu membuatku dan ke empat temanku yatim piatu. Kau tak sadar apa yang telah kau lakukan itu telah melebihi batas. Kau penjahat dan aku akan membunuhmu lagi ditempat ini, meskipun kau ayahku namun seseorang harus menghentikanmu sekarang juga."
    Ayahku lalu mengeluarkan pedang apinya lagi, entah bagaimana cara dia melakukan itu, tapi satu yang pasti aku harus membunuhnya sekarang juga. Aku lari kearahnya dengan penuh amarah "Bersiaplah untuk mati!". Ku ayunkan pedangku ke arah lehernya. Namun dengan sangat cepat di menangkis seranganku dengan pedangnya. Lalu ku ayunkan lagi pedangku ke arahnya terus menerus, tapi dengan mudah dia tangkis semua seranganku itu sambil tersenyum kearahku
    "Hanya segini kemampuanmu nak?" ucapnya sambil tersenyum. Amarahku sudah menguasai tubuhku seluruhnya. Aku menyerangnya terus menerus, tapi tak ada yang berhasil melukainya. Aku serang, aku ayunkan pedangku dengan cepat namun dia tangkis seranganku dan dia meninju perutku hingga aku terpental jauh. Rasanya sakit sekali sangat sakit hingga darah keluar dari mulutku ini. Aku coba untuk berdiri meskipun sakit, tapi aku harus membunuhnya.
    Aku berdiri dengan muka marah "Aku akan membunuhmu apapun yang terjadi meskipun itu akan membuatku terbunuh." ucapku. Dia tancapkan pedang apinya itu ke lantai dan dia tertawa.
    "Kau bukanlah bocah biasa, bunuhlah aku jika kau bisa!" teriaknya. Dengan seketika api yang berada di pedangnya menyebar keseluruh ruangan hingga ruangan tersebut terbakar. Aku berlari kearahnya dengan penuh amarah dan aku melompat untuk menyerangnya dari atas. Dia tiba tiba menghilang dari hadapanku dan meninjuku dari belakang. Aku terpental dan tanganku terkena api, tapi entah mengapa aku tidak merasa tanganku terbakar. Disaat itulah aku mulai mempercayai ucapan ayahku itu.
    Aku berdiri dan membalikan tubuhku ke arahnya. "Mungkin semua seranganku tadi tidak mempan terhadapmu, tapi apakah kau bisa mengalahkan percobaanmu sendiri....?!"

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 5

    "Siapa itu?!" kataku dengan tubuh gemetar. Suara itu tak menjawab pertanyaanku. Aku terdiam melihat kepala monster yang tertusuk bambu dengan darah menutupi hampir seluruh mukanya. Ku terdiam dan lama lama kedua mataku mulai berat, aku sangat mengantuk hingga seluruh tubuhku lemas. Keringat mulai membasahi tubuhku.
    Karena tak kuat aku pejamkan kedua mataku dan... saat aku terbangun aku berada di ruangan yang aneh. seluruh ruangan itu putih dengan banyak mainan mainan bayi dan tempat tidur bayi di sudut ruangan. Tiba tiba kepalaku sakit sekali sangat sakit seperti ada yang memukul mukul otakku dengan keras. Tidak  lebih dari sepuluh detik rasa sakit itu hilang.
    Lalu kulihat dibelakangku ada pintu berwarna putih, tidak begitu besar tapi sangat mewah pintu itu. Tiba tiba pintu itu terbuka dan seorang lelaki dan perempuan dengan bayi di pangkuannya masuk. 
    "Wah kamar ini memang cocok untuk anak kita yang tampan ini." Kata lelaki itu sambil tersenyum memandangi seluruh ruangan. "Iya kita harus memberi yang terbaik untuk anak kita ini" ucap wanita itu. Aku terdiam dan heran. sepertinya mereka tidak menyadari akan kehadiranku ini. Aku mendekati wanita tersebut dan aku terkejut, seluruh tubuhku berkeringat dingin, mataku seakan melihat hal yang mustahil. 
    Aku menghirup nafas dan membuangnya pelan pelan. Bayi yang ada didekapan wanita itu adalah aku. Aku berusaha untuk pejamkan kedua mataku. Semua suara suara dengan seketika menghilang dan menjadi sunyi. Aku beranikan diri untuk membukakan kedua mataku. Semuanya gelap aku tak bisa melihat apapun, tak ada cahaya satu titik pun. Aku sangat bingung dan ketakutan sangat ketakutan. Rasa sakit dikepalaku muncul lagi!
sakit sekali.
    Dan rasa sakit itu hilang seketika. Aku rasa semua ini hanya mimpi tapi mimpi ini begitu nyata. Aku ini apa dan siapa sebenarnya aku ini. 
   "Vannzzzssss..." tiba tiba seseorang memanggilku dengan suara yang keras. Tiba tiba semuanya menjadi begitu terang. Aku berada di sebuah ruangan bercat putih namun tak ada apapun kecuali sebuah pedang di ruangan ini. Ruangan ini sangat besar dan bersih. Aku berjalan mendekati sebuah pedang di depanku. Terdapat sebuah tulisan di pegangan pedang itu, bertuliskan namaku. Aku beranikan diri untuk memegang pedang itu. Saat ku sentuh seakan pedang ini sudah dekat dengan diriku. Aku ambil dan ku pandangi terus pedang itu.
    "Inilah saatnya kau untuk belajar Vanzs!" ucap seseorang yang ada di belakangku. Aku lihat kebelakang dan perlahan menggerakan tubuhku untuk melihat kebelakang, tapi karena takut aku pejamkan kedua mataku. Lalu ku buka perlahan lahan kedua mataku dan kulihat seseorang berjubah hitam memegang pedang api berwarna hitam. Pedang api itu dia arahan kepadaku dengan wajah tertutup topeng hitam bertanduk. Lalu dia buka topengnya.
    Dia tertawa tawa kecil seperti orang jahat yang licik. "Hahahahaha... hahahha..hahaha". Ku pegang erat erat pedang yang ada di genggamanku ini. Aku lihat dengan seksama wajahnya itu dengan pandangan penuh keseriusan dan ketegangan. Dan disaat itulah aku teringat.
    "KAMU....!!!!'

Senin, 02 April 2012

Protect The Earth: Zs Kingdom Page 4

   BAB II AWAL PETUALANGAN

  "Aku takut yang sebenarnya mereka incar adalah kita." kata Bayzs sambil raut muka yang ketakutan.
     Aku terdiam ku lihat kedua tanganku yang kotor dan berfikir. Aku berusaha untuk memikirkan tujuan kami tapi yang ada dipikiranku hanyalah kakek nenek dan kejadian yang aku alami dihutan tadi. Tiba tiba terlintas dipikiranku untuk pergi dan kehutan terlarang itu lagi dan bersembunyi disana.
    "Jika mereka memang mencari kita sebaiknya kita bersembunyi di hutan terlarang itu, dengan begitu mereka tidak mungkin menangkap kita karena mereka pasti takut untuk memasuki hutan itu.
    "Apa kau gila?!" kata Valzs sambil memegang dadanya. "Mungkin itu ide yang baik untuk saat ini, dan kita memang butuh tempat bersembunyi dan tempat kita bisa mempersiapkan diri." kata Bayzs. Kodilzs memegang bahu Bayzs dan bertanya "mempersiapkan diri untuk apa?". "Untuk membela diri bila para orang orang itu memang mengincar dan ingin membunuh kita."
     Kami bergegas kembali ke hutan terlarang itu. "Entah kenapa kedua tanganku gemeteran, mengapa hari yang penting dihidupku ini menjadi hari yang paling aku benci dihidupku ini? Apa sebenarnya yang terjadi? Aku masih penasaran dengan perkataan orang misterius yang aku temui di hutan itu, apa dia teman atau musuhku?" kataku dalam hati.
    Tak terasa olehku sudah malam. Kami bergegas untuk memasuki hutan itu. Ku lihat semua temanku ketakutan sama halnya denganku tapi ku yakin ada sesuatu dibalik ini semua. Langkah kami mulai melambat karena lelah. Dengan penuh ketakutan kami memasuki hutan terlarang. Begitu kami masuk angin sejuk menghembus ke arah kami, angin itu seperti memberi kami kekuatan untuk melanjutkan pencarian tempat untuk bertahan.
     "Aku rasa tempat itu cocok untuk dijadikan tempat kita menginap malam ini" kata Kodilzs sambil menunjuk sebuah pohon tepat disamping pohon aneh yang kutemui tadi siang. Kami memutuskan untuk bermalam di pohon itu. Aku merasa aneh karena dipohon tersebut berlubang besar seolah olah ada yang sudah menyediakannya untuk kami.
    Karena lelah aku dan semuanya tidak memikirkan hal itu dan bergegas tidur. Rasanya nyaman sekali tidur di dalam pohon ini padahal hari sudah gelap tapi aku tidak merasakan adanya rasa dingin. Dengan sekejap teman temanku tertidur dengan nyenyak, hanya aku saja yang tidak bisa tidur. Aku membangunkan diriku dan mencari udara segar diluar pohon.
     Udaranya sangat segar jauh lebih segar dari sebelum kami masuk. Aku masih penasaran dengan pohon aneh itu jadi kuputuskan untuk mendekati pohon aneh itu lagi. Baru saja selangkah ku pijakkan kakiku, hembusan angin menghampiriku. Rasanya itu sangatlah dingin sampai sampai tanganku gemeteran. Namun dalam sekejap rasa dingin itu berganti hangat.
    "Apa ini mengapa hutan ini sangat aneh" kataku sambil melihat keatas. Saat aku akan melangkahkan kakiku terdengar suara suara aneh di arah belakang pohon aneh itu. "heee... heee." seperti suara nafas seseorang tetapi dari suaranya ku rasa yang bernafas ini mempunyai tubuh kan besar. Karena aku sangat penasaran aku menghampiri suara itu dengan sangat pelan pelan.
    "Haloo ada orang disana?". Tak ada jawaban. Aku dekati suara itu tapi tak terlihat apa apa karena sangat gelap, yang kulihat hanyalah warna hitam. "Apakah ada seseorang disini selain kami?" tetap tak ada jawaban. Dengan penuh ketakutan aku masuk kedalam hutan ini untuk menghampiri suara itu. Langkah demi langkah aku melangkah suara itu semakin jauh seolah olah suara itu ingin memberi tahuku sesuatu.
    "Hei kau ingin membawaku kemana? kita sudah jauh dari yang lainnya, apa yang ingin kau perbuat kepadaku? suara itu tiba tiba berhenti. Aku tak sadar aku telah jauh dari teman temanku dan aku tak tahu harus bagaimana.
    "Vaaaannnzzzs.... kaaauuuu" Suara itu terdengar lagi dan dia memanggil namaku dengan nada sangat marah. Aku melihat lihat ke semua sudut hutan tapi yang kulihat hanyalah hitam sangat gelap sekali. Ku hanya terdiam dan aku duduk karena lelah. Aku menunggu dan menunggu ada orang yang menolongku. Dengan sekejap hutan menjadi terang karena semua pohon menyala dan saat itulah kulihat didepanku ada monster bermata tiga bertanduk tiga bertangan dan berkaki dua seperti manusia tapi ukurannya dua kali lipat dari ukuranku bersiap memukulku dengan palu yang ada ditangannya.
    Dengan cepat dia mengayuhkan palunya kearahku dan aku pun menghindar. Dia menatapku dengan pandangan sangat marah. "Matilah kau manusia!" ucapnya sambil mengayuhkan palunya kearahku. Aku menghindar dari serangannya itu, aku sangat takut dan tak bisa berbuat apa apa. Dia mengayuhkan palunya ke arahku, aku menghindar dan karena sangat kuatnya dia mengayuhkan palunya sampai palunya tersangkut dipohon yang iya hantam.
    "Kau pikir aku takut padamu hei monster jelek!" Teriakku sambil berlari berniat meninju badan monster itu.     Kukerahkan semua tenagaku kedalam tanganku dan berlari bersiap untuk memukul. "Rasakan ini monster jelek!" Teriakku sambil meninju perutnya. Kurasakan rasa sakit karena meninju perut monster itu. Perutnya sangat keras bagaikan besi.
    "Apa yang kau makan sampai bisa membuat perutmu kuat seperti besi?". Aku bergegas menjauhi monster itu karena tanganku sakit sekali."Hahahahahah... HAHAHAHAHA aku makan manusia sepertimu" katanya sambil melepaskan palunya dan membiarkan palunya tersangkut dipohon. Dia menatapku dengan ketiga matanya yang menyeramkan itu.
    Dia berlari kearahku dan bersiap untuk memukulku dengan tangan kanannya yang besar. Dia mengayuhkan tangannya ke arahku tapi ku berhasil menghindar. Karena pukulannya sangat keras, tangannya tersakut dudalam tanah. Melihat itu aku bergegas melompat kearah tangannya dan aku lari kekepalanya dan meninju kepalanya dengan sekuat tenaga. Kepalanya tidak sekeras perutnya.
    Aku menghantam kepalanya dengan sangat keras hingga dia pusing dan jatuh. "Sekuat apapun kau jika kau tak memakai otakmu sama saja kau akan kalah" kataku sambil memegang tangan kananku yang sakit. Aku melihat lihat sekitar dan ku lihat sebuah bambu runcing tak jauh ditempatku berdiri. Dengan sangat lelahku menghampiri bambu itu dan kuambil. Aku mendekati monster itu yang sedang terbaring lemas ditanah.
    "Sekarang apakah otakmu kuat untuk menahan tajamnya bambu ini, AAAAAAA!" Teriakku sambil menusukan bambu runcing itu ke kening monster itu. Darah hangat bertaburan kemana mana hingga mukaku juga terkena darah hangat monster itu. Dengan sekejap hutan menjadi gelap lagi dan aku duduk disamping monster itu. Aku sangat lelah sangat sangat lelah karena harus membunuh monster itu.
    "Vanzs Kamu memang manusia Bumi yang selama ini aku cari..........."