PROTECT THE EARTH
ZS KINGDOM
BAB I PENDAHULUAN
Hari ini tepat hari ulang tahunku yang ke 17. Ku rasakan hembusan angin yang sejuk disaat aku bangun di hari yang istimewa dalam hidupku ini. Semua orang biasa memanggilku dengan sebutan Vanzs. Vanzs adalah namaku yang diberikan oleh kedua orang tuaku yang telah mati di medan perang. Memang sulit sih hidup tanpa kedua orang tua tapi apa daya aku hanyalah seorang manusia biasa yang hidup normal bersama kedua kakek nenek ku dan kelima teman-temanku di suatu desa terpencil yang sudah tidak dipedulikan negara ini.
"Vanzs, sarapan sudah siap!" teriak nenek ku dengan suara yang merdu.
Aku selama ini belum merasakan lagi rasa sedih semenjak kakek dan nenek dengan tulus merawatku dalam keadaan yang mengkhawatirkan ini.
"Sebentar nek aku akan segera datang." teriakku sambil lompat dari tempat tidurku yang berantakan.
Saat ku menghampiri kakek dan nenek, kulihat ke empat temanku dengan raut wajah yang senang berada disebelah nenek dengan memegang kue cokelat bulang dengan lilin angka 17 yang berada diatasnya.
"Gilzs, tolong ambilkan korek api di atas meja" teriak kakekku. Gilzs mengambil korek api dengan tersenyum. "ini kek korek apinya.
Keempat temanku ini sama seperti aku yang tidak punya orang tua. kami berenam diasuh oleh kakek nenek yang sangat menyayangi kami dengan tulus tanpa pamrih.
Dengan tangan yang sudah rapuh kakek berusaha menyalakan api diatas angka 17 yang berada diatas kue ulang tahunku. "Tiuplah lilin ini nak Vanzs!" kata kakek dengan senyuman yang menghiasi wajah kakek yang sudah tua.
"Terima kasih Valzs,Bayzs,Gilzs,Kodilzs dan kakek nenek untuk semua yang telah kalian berikan padaku ini, aku tak akan pernah bisa melupakan kalian seumur hidupku." dengan bertetesan air mata, aku memeluk kakek dan nenek serta keempat teman seperjuanganku.
Dengan bertetesan air mata, aku berjalan keluar dengan perlahan. Tujuh belas tahun aku hidup di Bumi, baru tersadar olehku bahwa Bumi yang aku pijak ini sudah tidak seindah dulu, aku lihat awan awan yang tidak secerah dulu, aku lihat disekelilingku hanyalah padang pasir yang panas oleh sinar matahari yang panasnya menusuk kulit.
Aku tidak mengerti dengan para manusia yang saling membunuh rasnya sendiri hanya untuk kebahagian sementara, apakah mereka tidak sadar planet yang terlihat indah ini butuh untuk dirawat oleh para manusia? apakah Bumi ini hanya mainan bagi para Manusia? Suatu hari nanti aku ingin berteriak kepada semua orang untuk melindungi Bumi dari kepunahan.
Panasnya sinar matahari ini membuatku berkeringat. Kuputuskan untuk pergi berjalan jalan sebentar ke hutan untuk mencari buah buahan.
"Kakek nenek aku mau ke hutan sebentar untuk mencari buah buahan" teriakku dari luar rumah sambil melangkahkan kakiku menjauh dari rumah.
Ku berusaha melawan rasa panas yang menusuk ini. Aku berjalan sedikit demi sedikit untuk mencapai hutan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalku. Dengan penuh keringat aku melangkahkan kakiku ini mendekati hutan yang sudah ada didepan mataku ini. Tepat didepanku ada sebuah tulisan besar entah apa maksudnya tapi tulisan tersebut berwarna merah dan sangat sangat besar, karena tidak pernah sekolah dan tidak bisa membaca, aku hanya bisa membaca tulisan namaku dan aku menghiraukan tulisan tersebut dan tetap memasuki hutan tersebut.
Ku langkahkan kakiku masuk kedalam hutan yang sangat sunyi ini. Disekelilingku hanya ada pepohonan yang sangat besar dan sangat tua. Dedaunan pohon menutupi langit langit hutan, membuat udara dalam hutan sangat sejuk. Kesejukan hutan ini membuatku terdiam sejenak. Ku langkahkan kakiku dengan sangat perlahan. Aku berniat untuk mendekati sebuah pohon yang sangat sangat besar.
Semakin aku dekat dengat pohon itu semakin terasa hawa aneh di atas dan di sampingku. Ku beranikan diri untuk menyentuh pohon itu. Dengan wajah penuh dengan keyakinan dan ketakutan aku sentuh pohon itu dan kemudian..
Bahasanya, formal ga formal, jadi sedikit aneh. Vanz merupakan karakter yang aneh, dia memunyai mimpi yang besar tapi tidak punya keinginan belajar membaca? Perlu dipertanyakan
BalasHapusDia bukannya tidak ingin belajar membaca tapi di tempat dia tinggal tidak ada yang bisa membaca
BalasHapusMungkin bilang bahasanya tidak semuanya formal akan membuat cerita ini tidak begitu membosankan, karena saya kira anak anak jaman sekarang bahasanya sudah tidak memakai bahasa indonesia yang baik dan benar. Dan penulis menjelaskan di page page selanjutnya kalau vanzs itu dibawa lari oleh seorang kakek nenek, ya namanya juga di bawa kabur ya pasti bersembunyi di tempat terpencil lah.
BalasHapus