Jumat, 30 Maret 2012

Protect The Earth : Zs Kingdom Page 3

     "Aku adalah seseorang yang akan menyelamatkanmu nanti" teriak pria tersebut.
     Dengan seketika pria tersebut memegang dadanya lalu dalam sekejap dia menghilang. Entah apa yang sebenarnya aku lihat tadi? apa aku bermimpi? apa hanya imajinasiku saja? Lalu ku cubit tangan kanan ku dan "Aww.." rasanya sakit. aku menyadari kalau semua yang aku alami ini bukanlah mimpi tetapi kenyataan. Aku terdia dengan ketakutan menghiasi wajahku yang pucat ini. Aku lihat kedua tangan dan kakiku, semuanya terlihat pucat.
    Tiba Tiba dari suara suara injakan kaki mulai terdengar tepat di arahku. Semakin lama suara itu semakin mendekat. Aku beranikan diriku ini untuk melihat kebelakang. Dengan tubuh gemetar aku kuatkan hati ini. Dengan sangat sangat perlahan aku lihat kebelakang, kututup mataku ini dan saat aku tepat berada di depan suara suara itu, ku beranikan diri untuk membuka mataku. Dengan sangat perlahan ku buka mataku dan yang kulihat didepan mataku adalah keempat sahabatku.
    "Apa yang kau lakukan Vanzs ditempat terlarang ini?" tanya Valzs dengan raut muka datar. Aku tarik dalam dalam nafasku dan aku keluarkan "Whew aku kira siapa, aku tadi ingin mencari buah disekitar hutan ini tapi yang kutemui hanyalah pohon aneh ini."
   Bayzs lalu menarik tanganku "Ayo sekarang kita harus bergegas pulang, pasti kakek dan nenek khawatir."
Kami berlima berjalan bersama sama pulang ke rumah kakek dan nenek. Aku lihat ekspresi keempat sahabatku yang datar. Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi denganku. Sampai sekarang tanganku ini sangat gemeteran.
    Kami berjalan terus meneruts tanpa ada satu kata pun terucap dari mulut kami. Aku jadi semakin bingung, apa yang sebenarnya terjadi hari ini? Aku buka mulutku dan ku beranikan diri berbicara " Apa yang terjadi pada kalian semua? apa yang sebenarnya terjadi padaku? mengapa kalian diam seolah kalian mengetahui sesuatu? jangan buat aku bingung kawan!"
     Kodilzs berhenti dan seketika semuanya terdiam dan berhenti berjalan. Mereka semua menatapiku dengan amat serius. "Vanzs kami akan ceritakan semuanya kepadamu setelah kita sampai dirumah." Kata Gilzs sambil memegang bahuku. Aku terdiam dan melangkahkan kakiku kearah rumah dan kami melanjutkan perjalanan. Raut muka mereka yang datar dengan seketika berubah menjadi takut.
     Aku coba untuk menghiraukan perasaan anehku ini. Matahari belum terbenam, cukup lama aku terdiam di hutan itu, mungkin aku membuat semuanya khawatir. Langkah demi langkah kami tempuh. Sudah terlihat rumah nenek dan kakek tapi aku melihat banyak sekali orang berpakaian hitam dengan sebuah pelindungi kepala, rompi dan pistol mengepung rumah kami. Aku hentikan langkahku dan kami berhenti berjalan.
     "Apa yang terjadi pada rumah kita?" tanya Vanzs sambil ketakutan. Mereka menundukan kepala dan tidak berkata apa apa. Aku memegang bahu Bayzs dengan sangat erat. raut muka mereka sangatlah ketakutan aku menjadi semakin bingung.
    "Apa kamu tidak menyadari sesuatu Vanzs?" Tanya Kodilzs. Aku tatap wajah Kodilzs dengan serius. "Apa maksudmu?"
    "Apa kamu tidak sadar mengapa kita hidup didaerah terpecil tak berpenghuni? apa kamu tidak curiga waktu kakek dan nenek memberitahu kita bahwa orang tua kita mati karena perang? Coba pikirkan itu.
Aku terdia dan mencoba untuk memikirkan kata kata Kodilzs itu.
    "Apa yang sebenarnya terjadi Bayzs, Valzs, Kodilzs, Gilzs?"
    "Kita itu sebenarnya adalah anak yang dibuang oleh orang tua kita lalu kita di asuh oleh kakek nenek." Kata Bayzs sambil menatap ke arahku dengan pandangan penuh keseriusan.
    Aku terdiam sejenak dan mulai menundukan kepalaku ini. Gilzs lalu memegang bahuku dengan erat "Sudah lebih baik kita pergi dulu dari sini sebelum orang orang itu menyadari keberadaan kita."
     Ku tatap wajah semua temanku "Tapi kita harus kemana....?"

Minggu, 25 Maret 2012

Protect The Earth : Zs Kingdom Page 2

    Kemudian ku terjatuh dan tubuhku tak dapat ku gerakkan. Mataku sangat lelah sangat sangat lelah, kututup kedua mataku dan mulai tertidur. Ku terbangun di suatu ruangan yang sangat ramai. Aku melihat banyak orang memakai jas putih sedang berlari lari dihadapanku. 
    "Dokter Dokter kelima bayi sudah siap untuk di jadikan percobaan" teriak seorang perempuan cantik berbaju putih sambil berlari kearah pria berjas putih.
     "Dokter? apa sebenarnya yang orang orang ini katakan? apakah mereka tidak menyadari akan keadaanku ini ?", kataku dalam hati. Ku coba untuk mengikuti kedua orang tersebut dengan wajah penuh kebingungan. Ku lihat kiri dan kananku hanya pintu pintu besar bercat hitam yang berada disepanjang koridor ruangan ini. Aku heran, mengapa mereka tidak sadar kalau aku sedang mengikuti mereka.
      Aku sampai disebuah pintu besar diujung ruangan yang sangat menyeramkan. kedua orang yang aku ikuti itu masuk ke dalam pintu tersebut dengan wajah penuh ketegangan. Karena penasaran aku beranikan diriku masuk kedalam ruangan tersebut dan.. kulihat lima bayi laki laki tertidur disebuah kaca yang dipenuhi banyak kabel. Sekilas aku lihat bayi tersebut mirip dengan seseorang.
     "Dokter mulai percobaan EX pada kelima bayi ini" teriak wanitan bertopi putih dengan baju putih disebelahku. Seorang pria melirik kearah wanita tersebut dan menganggukan kepalanya. Bergegas dokter tersebut menekan sebuah tombol berwarna hitam. Suara aneh mulai terdengar dari kabel kabel tempat kelima bayi itu tersebut. Kulihat cahaya mulai muncul dari kabel kabel itu, sinarnya sangat silau hingga membuatku tak bisa membuka mataku dan DUAR!!!!!!! sesuatu meledak dan aku terbangun dari tidurku.
     "Mimpi yang aneh" kataku sambil menguatkan badanku untuk berdiri. Kulihat dengan seksama pohon yang tadi aku pegang kulihat dengan sangat teliti, tapi dari luar itu hanya terlihat seperti pohon tua biasa. kulihat ke atas dan ternyata hari sudah gelap aku kedinginan dan kelaparan sendirian di hutan tanpa tau arah mana yang aku harus dilalui untuk bisa pulang kerumah.
     Ku terdiam sejenak dan kudengar ada suara di ranting pohon, suara injakan kaki seseorang. Sakit sekali kepalaku, ada seseorang melempar sebuah apel dari atas, aku tak dapat melihat apapun karena sangat gelap sekali.
    "Makanlah buah itu, buah itu akan membuatmu merasa lebih baik" teriak seseorang diatas ranting pohon itu.
    Ku beranikan diri melihat ke atas dan berteriak "Siapa Kamu ini sebenarnya?!"
    "Aku adalah..."

Protect The Earth : Zs Kingdom Page 1

PROTECT THE EARTH
ZS KINGDOM

BAB I PENDAHULUAN

Hari ini tepat hari ulang tahunku yang ke 17. Ku rasakan hembusan angin yang sejuk disaat aku bangun di hari yang istimewa dalam hidupku ini. Semua orang biasa memanggilku dengan sebutan Vanzs. Vanzs adalah namaku yang diberikan oleh kedua orang tuaku yang telah mati di medan perang. Memang sulit sih hidup tanpa kedua orang tua tapi apa daya aku hanyalah seorang manusia biasa yang hidup normal bersama kedua kakek nenek ku dan kelima teman-temanku di suatu desa terpencil yang sudah tidak dipedulikan negara ini.
"Vanzs, sarapan sudah siap!" teriak nenek ku dengan suara yang merdu.
Aku selama ini belum merasakan lagi rasa sedih semenjak kakek dan nenek dengan tulus merawatku dalam keadaan yang mengkhawatirkan ini.
"Sebentar nek aku akan segera datang." teriakku sambil lompat dari tempat tidurku yang berantakan.
Saat ku menghampiri kakek dan nenek, kulihat ke empat temanku dengan raut wajah yang senang berada disebelah nenek dengan memegang kue cokelat bulang dengan lilin angka 17 yang berada diatasnya.
"Gilzs, tolong ambilkan korek api di atas meja" teriak kakekku. Gilzs mengambil korek api dengan tersenyum. "ini kek korek apinya.
Keempat temanku ini sama seperti aku yang tidak punya orang tua. kami berenam diasuh oleh kakek nenek yang sangat menyayangi kami dengan tulus tanpa pamrih.
Dengan tangan yang sudah rapuh kakek berusaha menyalakan api diatas angka 17 yang berada diatas kue ulang tahunku. "Tiuplah lilin ini nak Vanzs!" kata kakek dengan senyuman yang menghiasi wajah kakek yang sudah tua.
"Terima kasih Valzs,Bayzs,Gilzs,Kodilzs dan kakek nenek untuk semua yang telah kalian berikan padaku ini, aku tak akan pernah bisa melupakan kalian seumur hidupku." dengan bertetesan air mata, aku memeluk kakek dan nenek serta keempat teman seperjuanganku.
Dengan bertetesan air mata, aku berjalan keluar dengan perlahan. Tujuh belas tahun aku hidup di Bumi, baru tersadar olehku bahwa Bumi yang aku pijak ini sudah tidak seindah dulu, aku lihat awan awan yang tidak secerah dulu, aku lihat disekelilingku hanyalah padang pasir yang panas oleh sinar matahari yang panasnya menusuk kulit.
Aku tidak mengerti dengan para manusia yang saling membunuh rasnya sendiri hanya untuk kebahagian sementara, apakah mereka tidak sadar planet yang terlihat indah ini butuh untuk dirawat oleh para manusia? apakah Bumi ini hanya mainan bagi para Manusia? Suatu hari nanti aku ingin berteriak kepada semua orang untuk melindungi Bumi dari kepunahan.
Panasnya sinar matahari ini membuatku berkeringat. Kuputuskan untuk pergi berjalan jalan sebentar ke hutan untuk mencari buah buahan.
"Kakek nenek aku mau ke hutan sebentar untuk mencari buah buahan" teriakku dari luar rumah sambil melangkahkan kakiku menjauh dari rumah.
Ku berusaha melawan rasa panas yang menusuk ini. Aku berjalan sedikit demi sedikit untuk mencapai hutan yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggalku. Dengan penuh keringat aku melangkahkan kakiku ini mendekati hutan yang sudah ada didepan mataku ini. Tepat didepanku ada sebuah tulisan besar entah apa maksudnya tapi tulisan tersebut berwarna merah dan sangat sangat besar, karena tidak pernah sekolah dan tidak bisa membaca, aku hanya bisa membaca tulisan namaku dan aku menghiraukan tulisan tersebut dan tetap memasuki hutan tersebut.
Ku langkahkan kakiku masuk kedalam hutan yang sangat sunyi ini. Disekelilingku hanya ada pepohonan yang sangat besar dan sangat tua. Dedaunan pohon menutupi langit langit hutan, membuat udara dalam hutan sangat sejuk. Kesejukan hutan ini membuatku terdiam sejenak. Ku langkahkan kakiku dengan sangat perlahan. Aku berniat untuk mendekati sebuah pohon yang sangat sangat besar.
Semakin aku dekat dengat pohon itu semakin terasa hawa aneh di atas dan di sampingku. Ku beranikan diri untuk menyentuh pohon itu. Dengan wajah penuh dengan keyakinan dan ketakutan aku sentuh pohon itu dan kemudian..